Arista Group memperluas jajaran kendaraan listrik dengan mengambil alih distribusi merek Farizon di Indonesia. Farizon adalah anak perusahaan dari Zhejiang Farizon New Energy Commercial Vehicle Group, bagian dari Geely Holding Group.

Kepala Grup Arista, Christoforis Ronny Ng, menyatakan kolaborasi ini dijelaskan melalui perjanjian distributor yang ditandatangani bersama Arista Auto Elektrindo.

"Proyeksi kami akan masuk ke hampir semua segmen komersial, mulai dari skala kecil hingga besar. Karena saat ini mereka berada di posisi teratas di Tiongkok dan dunia dalam NEV komersial," kata Ronny saat mengunjungi kantor Media Global di Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).

Ronny juga menambahkan bahwa Farizon memiliki jejak yang kuat di berbagai pasar global. Pengalamannya dalam sektor kendaraan komersial listrik telah diterapkan di beberapa negara.

"Hanya saja mereka belum terlalu sering bermain di Asia Tenggara, lebih banyak tampil di Timur Tengah dan Eropa. Banyak Farizon yang ada di Inggris, Australia, Spanyol, dan Prancis, mereka mendominasi di sana," jelasnya.

Sebagai informasi, Farizon menyediakan berbagai macam kendaraan listrik. Mulai dari truk, kendaraan niaga kecil (LCV) hingga bus.

Beberapa produk unggulan mereka termasuk Farizon G Methanol Tractor, H7EV 6x4 Charging Tractor, H9E, Farizon SV hingga V6E yang dapat digunakan untuk mendukung sektor industri mulai dari transportasi perkotaan hingga kebutuhan logistik.

Kedatangan Farizon ke Indonesia tidak terlepas dari besarnya potensi kendaraan komersial listrik di Nusantara. Pasalnya, saat ini sebagian besar pabrikan lebih memfokuskan perhatian pada kendaraan penumpang.

"Kami akan memasukkan (kendaraan niaga listrik) nanti, saat ini sedang dalam proses penyelesaian spesifikasi produknya. Intinya kami masuk sesuai dengan kebutuhan Indonesia," katanya.

Arista memastikan bahwa Farizon akan tampil di segmen tersebut light commercial vehicle. Bagian ini dikenal sebagai pasar yang selama ini didominasi oleh merek Jepang seperti Daihatsu Gran Max, yang juga sedang mempersiapkan versi listriknya untuk pasar Indonesia.

PT Astra Daihatsu Motor (ADM) pernah memperkenalkan kendaraan konsep. Yaitu Daihatsu Vizion-F yang secara tampilan mirip dengan Daihatsu Gran Max blind van versi terbaru.

Ronny juga menekankan bahwa pihak Arista Group sedang berupaya untuk menyediakan segmen kendaraan ramah lingkungan yang sesuai dengan pasar Indonesia.

Sedang kita sedang meminta untuk segmen light commercial,” tegas Ronny.

Menurutnya, tantangan terbesar berada pada pendidikan mengenai kebutuhan perawatan kendaraan bertenaga listrik.

Nah ini yang kita butuhkan terkait pendidikan, jika mobil biasa ituspare parts. Jika BEV tidak perlu diperhatikan. Itu saja.sparepartitu yang paling sederhana, oli tidak perlu dipikirkan," katanya.

Rony mengatakan, perbedaan utama antara mesin bakar dan listrik membuat konsumen perlu memahami keuntungan efisiensi.

"Jika kendaraan berbahan bakar bensin mengalami kerusakan mesin, seperti piston yang rusak dan sebagainya. Jika kendaraan listrik mengalami kerusakan pada motor, maka ganti motornya saja," tambahnya.

Ia juga menekankan bahwa kendaraan listrik memiliki biaya perawatan yang jauh lebih rendah.

"Tidak perlu dipikirkan mengganti oli. Untuk BEV, penggantian pelumas hanya membutuhkan 1 liter setiap 100 ribu kilometer, jadi tidak perlu mengganti oli mesin atau transmisi," katanya.

Ronny berharap pemerintah juga memberikan dukungan terhadap penggunaan kendaraan listrik yang bersifat komersial. Selain ramah lingkungan, kendaraan tersebut nantinya dapat mengurangi penggunaan bahan bakar yang didukung subsidi.

BEV komersial ini semoga dari pemerintah tidak ada kebutuhan tambahan. Subsidi yang paling berat adalah solar, kalau bisa ke BEV bisa digunakansaving pemerintah besar,” ujarnya.

Post a Comment