JAKARTA, Media Global– Di tengah perkembangan pasar otomotif Indonesia, Denza D9, sebuah mobil MPV listrik asal Tiongkok, mulai menarik perhatian.

Produk ini memberikan kombinasi kenyamanan dan efisiensi yang menarik bagi pengguna, khususnya bagi mereka yang menginginkan kendaraan yang ramah lingkungan.

Pengalaman Pengguna Denza D9

Sugiono (35), seorang penduduk Cibubur, merupakan salah satu pengguna yang tertarik pada Denza D9.

Meskipun awalnya ia berencana membeli Toyota Alphard, Sugiono mengubah keputusannya setelah melihat Denza D9 di pameran GIIAS 2025. "Awalnya rencana ingin ambil Alphard. Tapi pihak BYD mengatakan akan meluncurkan Denza, jadi saya menunggu. Saat melihat unitnya di pameran, cukup menarik perhatian. Biaya pajaknya juga lebih murah," katanya kepadaMedia Global, belum lama ini.

Kenyamanan interior menjadi salah satu faktor utama yang membuat Sugiono memilih Denza D9.

Ia menganggap bantalan yang lembut, ruang kabin yang luas, serta kualitas peredaman suara yang baik membuat pengalaman berkendara menjadi lebih menyenangkan.

Selain itu, aspek biaya juga menjadi pertimbangan yang penting.

Pajak tahunan untuk Denza D9 di Jakarta sekitar Rp 500.000, jauh lebih murah dibandingkan dengan MPV mewah berbahan bakar bensin lainnya. Bahkan, besarnya pajak ini sama dengan pajak motor konvensional kelas 150 cc.

"Pelayanan dari diler juga cukup memadai. Semua urusan diselesaikan hingga tuntas, termasuk pengajuan tambahan daya dari PLN. Jadi saya merasa lebih efisien," katanya.

Catatan Perbaikan

Meskipun mobil Denza D9 memiliki berbagai keunggulan, Sugiono tetap menyadari beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki.

Salah satunya adalah visibilitas.

Meskipun memiliki kamera 360 derajat, ia merasa masih ada kekurangan terutama saat melakukan parkir atau bergerak di jalan yang sempit. "Kameranya ada, tetapi sensornya kurang. Jadi kadang masih mengalami kesulitan saat berpindah di jalan sempit," katanya.

Selain itu, Sugiono juga menyampaikan keluhan mengenai pemasangan wall charger yang cukup merepotkan.

Sampai saat ini, ia masih membutuhkan SPKLU untuk mengisi daya karena pengisi daya dinding di rumah belum terpasang. "PLN dan diler saling melempar tanggung jawab. Jadi hingga kini belum terpasang. Akhirnya saya mengisi di SPKLU," katanya.

Kekurangan lain yang ditemui adalah atap kaca yang terasa panas meskipun sudah menggunakan kaca yang disebut anti panas. "Jadi saya pasang film kaca tambahan. Jika tidak, kabin jadi agak pengap," katanya.

Ia juga menyoroti bahwa perangkat lunak head unit pada Denza D9 terasa sederhana, dengan fitur dasar yang berjalan dengan baik tetapi tidak terlalu canggih jika dibandingkan dengan harapan dari sebuah mobil mewah.

Penggunaan dan Efisiensi

Selama dua bulan, Sugiono telah memakai Denza D9 untuk menjelajahi berbagai tempat di sekitar Jabodetabek, seperti Sentul, BSD, dan Karawang, terutama pada hari libur.

Ia menyampaikan bahwa biaya pengisian daya untuk jarak tempuh maksimal 200 km berkisar pada Rp 200.000.

Saat mencoba pengisian cepat di Karawang, ia menemukan bahwa dari kondisi 50 persen hingga penuh hanya memerlukan waktu sekitar setengah jam. “Menggunakan pengisian cepat memang sangat cepat. Jadi sampai saat ini cukup bermanfaat,” tutupnya.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Denza D9 menawarkan berbagai keunggulan, seperti ruang kabin yang luas dan nyaman, biaya pajak yang terjangkau, serta pelayanan dari diler yang optimal.

Namun, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, seperti visibilitas yang kurang memadai, pemasangan wall charger yang rumit, serta software head unit yang terasa biasa saja.

Kehadiran mobil MPV listrik ini menawarkan pilihan bagi para pengguna yang sedang mencari kendaraan ramah lingkungan dengan kinerja yang cukup baik.

Plus: Kabin yang luas dan nyaman, biaya pajak terjangkau, pelayanan dari diler yang optimal

Minus:Kurangnya visibilitas, pemasangan wall charger di rumah lama, tampilan perangkat lunak head unit terasa sederhana

Post a Comment