Arista Group, salah satu perusahaan di sektor otomotif, merespons situasi pasar terkini dan menyatakan bahwa perkiraan penjualan mobil baru mungkin tidak mencapai 800.000 unit hingga akhir tahun 2025.

Tahun ini belum mencapai 800 ribu unit, ya. Itu sebanyak 780 ribu unit, menurut saya, jika semua ATPM melihat data pada bulan Desember,real-nya ya potong 10 persen saja," kata Direktur Arista Group, Christoforus Ronny Ng saat berada di kantor Media Global, Jakarta pada Kamis (2/10).

Ronny menjelaskan, penurunan pasar kendaraan roda empat dan lebih sudah terasa beberapa tahun terakhir. Sejak masa pandemi Covid-19, angka penyaluran dari pabrik ke diler (wholesales) tertinggi terjadi pada tahun 2022 dengan angka sebanyak 1.048.040 unit.

Sektor otomotif ini memang mengalami penurunan, pada tahun 2024 sudah turun sebesar 10 persen. Padahal pada tahun 2023 kita melihatnya wah bakalhypelagi lagi sejak pandemi," sambungnya.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo menunjukkan bahwa penjualan mobil dan kendaraan dengan empat roda atau lebih di dalam negeri mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2023, angkanya mencapai 1.005.802 unit.

Namun pada tahun 2024, penjualannya turun sebesar 13,9 persen menjadi 865.723 unit. Hasil tahun sebelumnya sedikit lebih rendah dibanding kinerja tahun 2021 yang mencapai 887.202 unit, saat itu masih dalam masa pemulihan pasca-pandemi.

Meskipun asosiasi tetap percaya diri bahwa target 900 ribu unit masih bisa tercapai, realisasi pasar hingga saat ini belum menunjukkan dukungan yang memadai. Hal ini disebabkan oleh penjualan pada bulan Januari-Agustus 2025 yang baru mencapai angka 500.951 unit, atau turun sebesar 10,6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.

"Ya kami belum (merevisi target), kami tunggu dulu sebentar. Karena ini juga, saya baru terpilih kembali di Gaikindo. Belum ada rapat pleno, setelah ini mungkin akan diadakan rapat dan baru akan ditentukan (targetnya)," ujar Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto di Jakarta tidak lama lalu.

Saat itu, ia belum dapat memastikan adanya perubahan atau penyesuaian terhadap target penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya. Industri otomotif, menurut Jongkie, pasti menginginkan kenaikan agar mampu melebihi penjualan pada tahun 2024.

"Ya kita lihat saja nanti, jika memang diperlukan perubahan maka kita lakukan perubahan. Yang diharapkan adalah bisa meningkat beberapa bulan terakhir. Ya semua, bukan hanya Gaikindo saja. Semua sektor industri, perdagangan, dealer, ATPM, semuanya pasti menginginkan peningkatan. Tapi kondisi tidak bisa dipaksakan," lanjutnya.

Di samping secara wholesalesPenjualan ritel (diler ke konsumen) mengalami penurunan sebesar 10,7 persen, dari 584.847 unit menjadi 522.162 unit. Mengingat situasi ekonomi dan menurunnya kemampuan belanja masyarakat, Jongkie memprediksi akan ada penyesuaian target penjualan.

Mungkin dalam satu tahun penuh bisa mencapai 750 ribu hingga 800 ribu unit. Mungkin angka tersebut yang realistis di kisaran 800 ribuan (unit) perkiraannya.

Selanjutnya, Jongkie menyampaikan bahwa Gaikindo pernah memberikan saran kepada pemerintah agar sektor otomotif kembali mendapat dukungan untuk membangkitkan permintaan pasar.

"Ya, dulu kita pernah mengusulkan, apakah kita lakukan kembali seperti saat COVID. Dulu kita memiliki yang bernama PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) DTP (Ditanggung Pemerintah). Tapi ternyata hasilnya sangat baik," tegasnya.

Jongkie menganggap program diskon PPnBM DPT memberikan hasil yang baik dan berhasil. Hal ini karena penjualan kendaraan mengalami kenaikan, selain itu juga disertai dengan meningkatnya pendapatan pemerintah pusat maupun daerah.

"Jadi karena kan angka volume-nya meningkat, sangat tinggi peningkatannya. Jadi sebenarnya ada, ya bukan peribahasa tapi penurunan tarif itu bukan berarti pengurangan pendapatan," katanya.

Post a Comment